Jumat, 29 Juni 2012

Askep masalah kebutuhan eliminasi urine


PENGKAJIAN
1.      Identitas
Klien Nama :
Alamat :Umur :
Jenis Kelamin :
Tingkat pendidikan :
2.      Riwayat keperawatan
Pola perkemihan
Frekuensi, waktu, voume dan perubahan baru-baru ini.
Gejala perubahan perkemihan
Urgensi→merasakan kebutuhan untuk segera berkemih
Disuri→nyeri atau sulit berkemih
Poliuri→mengeluarkan urin dalam jumlah banyak 
Oligur →urin tidak lebih 400ml 
Nokturi→sering berkemih pada malam hari
Dribling → (urin yg menetes)
Hematuri→terdapat darah dalam uri
Retensi→akumulasi urin dlm KK & ketidakmampuan KK u/ mengosongkan
Residu urin→volume urin yg tersisa (vol 100 ml atau lebih)

 Pengkajian fisik 
Kulit→status hidrasi klien (turgor kulit dan mukosa mulut
Ginjal→bila infeksi / radang→nyeri pd bagian panggulkaji nyeri tekan didaerah pinggul dan nyeri perkusi pd sudut kostovertebra (sudut yg dibentuk antara tulang belakang dan tulang rusuk ke 12).
Auskultasi→bruit diarteri ginjal krn darah mll arteri sempit.
Meatus uretra (posisi dorsal rekumben)
Gunakan sarung tangan
Kondisi normal : berwarna merah muda dan tampak sebagai lubang kencing dibawah klitorisdan diatas orifisium vagina
Apabila ada rabas, spesimen rbas diambil sebelum klien berkemih.
Kandung kemihDewasa dibawah simphisis pubis dan tidak teraba
Bila terisi penuh :
Inspeksi : pembengkakan pd abdomen bawah
Palpasi : terasa lunak dan bundar dapat terasa nyeri tekan s.d sakit. Dan biasanya klien akanterasa ingin kencing
Perkusi : tumpul
3. Pengkajian Urin
I & O
I : oral, infus, makanan dan cairan mll selang.
O : Urin (perlu perhatian bila urin 30ml/jam atau poliuri (lebih 2000 s.d 2500 ml/hr)
Karakteristik urin
WarnaNormal : pucat, kekuningan, kuning coklat.
Merah gelap→perdarahan diginjal / ureter 
Merah terang→perdarahan KK atau uretra
Coklat gelap→peningkatan bilirubin akibat disfungsi hati bila dikocok busa kuning.
Kejernihan
Normal : transparan
Peningkatan protein : keruh atau berbusa
Bakteri : pekat dan akeruh.
Bau : AmoniaUrin berbau buah→DM dan kelaparan akibat aseton dan asam asetoasetik.
Pemeriksaan urinUrinalisis
Berat jenis urin
Kultur urinPemeriksaan Urin (pengumpulan urin)
Acak
Bersih tapi tidak harus steril
Untuk urinalisis/ mengukur BJ, PH, kadar glukosa
Cara : klien berkemih dalam wadah urin yg bersih
Klien berkemih sebelum defekasi.
Spesimen midstream
Memperoleh spesimen yg relatif bebas mikroorganisme
Untuk kultur dan sensitivitas urin
Bersihkan genetalia dgn benar 
Urin pertama jgn ditampung baru pertengahan ditampung
Spesimen steril
Untuk kultur Diambil mll kateter 

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan denganInflamasi uretra.
Obstruksi pd uretra.
Defisit perawatan diri: toileting yg berhubungan dengan
Keterbatasan mobilitasKerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas kulit b.d
Inkontinensia urinPerubahan eliminasi urin
Kerusakan sensorik motorik
Resiko infeksi berhubungan dengan
Higiene personal yg tidak baikInsersi kateter uretraInkontinensia fungsional berhubungan dengan
Terapi deuretik
Keterbatasan mobilitasInkontinensia refleks berhubungan dengan
Penggunaan anestesi untuk pembedahanInkontinensia stress berhubungan dengan
Peningkatan tekanan intraabdominal
Kelemahan otot panggulInkontinensia urgensi
Iritasi mukosa kendung kemih
Penurunan kapasitas kandung kemih
Retensi urin
Obstruksi leher kandung kemih

PERENCANAAN

Tujuan
Memahami eliminasi urin nomal
Meningkatkan pengeluaran urin yang normal
Mencapai pengosongan kandung kemih yg lengkap
Mencegah infeksiMempertahankan integritas kulitMendapatkan ras aman

Intervensi

Peningkatan kesehatan untuk memelihara serta melindungi fungsi sistem kemih ygsehat
Penyuluhan klienMeningkatkan perkemihan normal
Menstimulasi reflek berkemih :

Wanita jongkok / duduk→meningkatkan kontraksi otot panggul dan intraabdomen
→yg membantu mengontrol sfingter serta membantu kontraksi kandung kemih.
Laki-laki→berdiri.

Stimulus sensori : suara air yang mengalir, menepuk paa bagian dalam, meletakkantangan dlm panci berair.
Mempertahankan kebiasaan eliminasi
Mempertahankan asupan cairan yg adekuat→mengekskresikan partikel yg dapatberkumpul dlm sistem perkemihan.2000 s.d 2500 ml / hari, but 1200 s.d 1500 biasanya adekuat.
Hindari minum 2 jam sebelum tidur →Nokturia

Meningkatkan pengosongan kandung kemih scr lengkap.
Pencegahan infeksiPemeliharaan pirenium yg baik
Asupan cairan yg adekuat→meningkatkan pengeluaran urin & mikroorganisme dr uretraMengasamkan urin→menghambat pertumbuhan bakteri
Mempertahankan kebiasaan eliminasi
Obat-obatan (merelaksasikan kandung kemih, menstimulasi kontraksi kandungkemih, merelaksasi otot polos prostat.

PERAWATAN AKUT
KateterisasiMemasukkan selang plastik aau karet mll uretra ke kandung kemih.
Tipe kateter.Indweling/intemiten→kateter lurus sekali pakai Kateter menetap/ foley kateter →enetap u/ periode waktu tertentuKateter caude→ujungnya melengkung, untuk pria yg mengalami pembesaranprostat
Indikasi pemasangan kateter intermiten
Meredakan rasa tidak nyaman akibat distensi kandung kemih
Mengambil spesimen urin steril
Mengkaji residu urin setelh pengosongan kandung kemih
Penatalaksanaan jangka panjang klien g mengalami cidera medula spinalis
Indikasi pemasangan kateter meneta sementara
Obstruksi pd aliran urin (pembesaran prostat)
Perbaikan kandung kemih, uretra dan struktur disekeliling mll embedahan
Mencegah obstruksi uretra akibat adanya bekuan darah
Mengukur haluran urinIrigasi kandung kemih
Keteter menetap jangka panjang
Retensi urin beratRuam kulit, ulkus dan iritasiakibat kontak dgn urin
Penderita penyakit terminal
Perawatan restorasi
Menguatkan otot panggulKegel exercise→meningkatkan kontraksi otot dasar panggul.
Mempertahankan integritas kulit
Cuci kulit yg teriritasi urin dgn sabun dan air hangat
Pakai pelembab
Bila sudah teriritasi dokter dpt meresepkan salep steroid.
Bladder training
Melatih kembali kandung kemih untuk mengembalikan pola normal perkemihandengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.

EVALUASI
Klien mampu berkemih secara normal tanpa mengalami gejala-gejala ggnperkemihan
Karakteristik urin : kekuningan, jernih, tidak mengandung unsur yg abnormal
Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yg mempengaruhi eliminasi
Tidak terjadi komplikasi akibat perubahan pola eliminasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar